By : Widarto |
Tatanan
dunia baru, termasuk tatanan ekonomi Indonesia sedang berubah ke arah
perdagangan bebas dan era global yang ditandai dengan semakin terbukanya
peluang kerjasama antar negara. Namun di sisi lain, perubahan tersebut
menimbulkan persaingan yang makin ketat dalam hal barang, jasa, modal maupun
tenaga kerja/sumberdaya manusia. Untuk dapat berkiprah dalam era tersebut
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai daya saing secara terbuka dengan
negara lain, adaptif dan antisipatif terhadap berbagai perubahan dan kondisi
baru, terbuka terhadap perubahan, mampu belajar bagaimana belajar (learning how
to learn), memiliki berbagai keterampilan, mudah dilatih ulang, serta memiliki dasar-dasar kemampuan luas, kuat, dan mendasar untuk berkembang di
masa yang akan datang.
Untuk
dapat mengikuti tatanan dunia baru tersebut Tony Wagner (2008), dalam buku The
Global Achievement Gap menuliskan Tujuh Keterampilan agar Mampu Bertahan dalam
Tata Dunia Baru, yakni : (1) Critical Thinking and Problem Solving, (2) Collaboration
Across Networks and Leading by Influence, (3) Agility and Adaptability, (4)
Initiative and Entrepreneurialism, (5) Effective Oral and Written
Communication, (6) Accessing and Analyzing Information, dan (7) Curiosity and
Imagination.
Dengan
demikian kualitas SDM merupakan salah satu faktor penentu terpenting dalam
mencapai keberhasilan program pembangunan. SDM yang berkualitas akan mampu
mengelola sumber daya alam dengan baik dan efisien. Masalah SDM tidak bisa
lepas dari masalah tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja sangat tergantung pada
kualitas SDM. Oleh karena itu, kualitas SDM harus mendapatkan prioritas utama
untuk ditingkatkan dan dikembangkan guna mendapatkan kualitas tenaga kerja yang
baik.
Tenaga
kerja yang berkualitas dan memiliki etos kerja yang tinggi akan memperkuat
posisi industri yang pada akhirnya akan
mempekuat perekonomian negara. Peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi
generasi muda calon tenaga kerja merupakan tanggung jawab dunia pendidikan,
baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan merupakan bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyiapan SDM yang berkualitas, tangguh
dan terampil. Dengan kata lain, melalui pendidikan akan diperoleh calon tenaga
kerja yang berkualitas sehingga lebih produktif dan mampu bersaing dengan rekan
mereka dari negara lain.
Senada
dengan pendapat Tony Wagner di atas, dari berbagai literatur menyebutkan bahwa
di abad 21 ini, siswa sebagai produk pendidikan dituntut memiliki kompetensi :
1. Communication Skills
2. Critical and Creative Thinking
3. Information/Digital Literacy
4. Inquiry/Reasoning Skills
5. Interpersonal Skills
6. Multicultural/Multilingual Literacy
7. Problem Solving
8. Technological Skills
Jika
dicermati dari Delapan Kompetensi Lulusan tersebut, kompetensi 1 s.d. 7
merupakan soft skills, sementara kompetensi 8 merupakan hard skills. Apabila
ingin mengetahui bagaimanakah sesungguhnya yang diinginkan dunia kerja terhadap
para karyawannya lulusan sekolah? Kualitas tenaga kerja yang sesungguhnya bisa
dilihat dari kinerja mereka saat bekerja baik bekerja secara mandiri
(berwirausaha) atau bekerja di perusahaan. Ukuran kinerja yang mudah dilihat
adalah kualitas produk. Banyak aspek yang ikut menentukan kualitas produk hasil
kerja karyawan. Berikut ini disampaikan hasil survei ke industri manufaktur
dalam rangka ingin mengetahui aspek-aspek apakah yang berpengaruh dalam menghasilkan
produk yang berkualitas. Pimpinan perusahaan
memberikan pendapat bahwa kontribusi pengetahuan, keterampilan
Selngkapnya dapat artikel dapat diunduh
pada Model Pendidikan Vokasi